Stasiun Surabaya Kota ( Stasiun Semut )
Stasiun Surabaya Kota (SB) yang populer dengan nama Stasiun Semut merupakan stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya. Letaknya sebelah utara Stasiun Surabaya Gubeng dan biasanya sebagai stasiun tujuan terakhir di Kota Surabaya dari jalur kereta api pulau Jawa bagian selatan yang menghubungkan Surabaya dengan Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta serta bagian timur yang menghubungkan Surabaya dengan Malang, Probolinggo, Jember, dan Banyuwangi. Saat ini keberangkatan dari dan ke menuju kota-kota tersebut dipindahkan ke Stasiun Surabaya Gubeng sehingga Stasiun Semut dijadikan sebagai tempat langsiran kereta api jarak menengah dan jauh serta melayani kereta ekonomi jarak dekat (lokal dan komuter) saja. Stasiun lain yang juga penting di Surabaya adalah Stasiun Pasar Turi yang menghubungkan Surabaya dengan Semarang dan Jakarta.
Berdasarkan sejarahnya, Stasiun Surabaya Kota dibangun ketika jalur kereta api Surabaya-Malang dan Pasuruan mulai dirintis sekitar tahun 1870. Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman Jatim, khususnya dari Malang, ke Pelabuhan Tanjung Perak yang juga mulai dibangun sekitar tahun itu. Gedung ini diresmikan pada tanggal 16 Mei 1878. Dengan meningkatnya penggunaan kereta api, pada tanggal 11 November 1911, bangunan stasiun ini mengalami perluasan hingga ke bentuknya yang sekarang ini.
Stasiun Surabaya Kota menjadi stasiun ujung untuk kereta-kereta api ekspres terbaik pada masanya, mulai dari Eendaagsche Express yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya dalam waktu tercepat 11 jam 30 menit pada tahun 1930-an, hingga kereta ekspres malam Bima yang hingga awal 1990-an membawa kereta tidur.
Stasiun kereta api ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Wali Kota Surabaya dengan surat keputusan Nomor 188.45/251/402.1.04/1996, tanggal 26 September 1996. Stasiun itu ditetapkan sebagai bangunan yang harus dipertahankan bersama 60 bangunan lainnya di kota Surabaya. Keberadaannya terancam dengan rencana pembangunan pusat perbelanjaan dan kawasan pertokoan yang mengancam rusaknya keaslian lanskap stasiun itu, seperti halnya Stasiun Jakarta Kota di Jakarta. Bahkan sempat terjadi pembongkaran kawasan itu yang ironisnya melibatkan PT Kereta Api Indonesia.
Bangunan lama stasiun ini mulai direnovasi sejak bulan Juni 2012 untuk nantinya difungsikan kembali sebagai stasiun penumpang. Sejak bulan Juli 2014, stasiun ini telah menggunakan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri Indonesia (Persero), untuk menggantikan persinyalan mekanik. Stasiun ini memiliki 4 jalur aktif ditambah sekitar 8 jalur badug sebagai sepur simpan/tempat parkir rangkaian kereta dengan jalur 1 dan 2 sebagai sepur lurus.
Stasiun Surabaya Gubeng
Stasiun Surabaya Gubeng (kode: SGU, +5 m) adalah stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Jalan Gubeng Masjid, Gubeng, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur; berada di bawah naungan Daerah Operasi VIII Surabaya. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar di Surabaya dan Jawa Timur serta merupakan tempat keberangkatan KA utama dari Kota Surabaya, khususnya yang melalui jalur selatan, sedangkan KA yang melewati jalur utara, seperti KA jurusan Jakarta via Semarang, diberangkatkan dari Stasiun Surabaya Pasarturi.
Stasiun Surabaya Gubeng pertama kali dibangun di sisi barat rel KA. Pada pertengahan dekade 1990-an, bangunan baru Stasiun Surabaya Gubeng dibangun di sisi timur rel KA dengan arsitektur lebih modern dan lebih luas.
Stasiun ini memiliki 6 jalur, di mana jalur 1 (paling barat) sebagai sepur lurus ke arah hilir biasanya digunakan untuk pemberangkatan KA Ekonomi ke arah selatan, jalur 2 sebagai sepur lurus ke arah hulu untuk kedatangan KA Ekonomi dari arah selatan, jalur 3 dan 4 digunakan untuk tempat singgah KA Logawa, Sri Tanjung, dan Penataran selama proses langsiran lokomotif dan sebagai jalur berjalan langsung untuk KA Barang, jalur 5 digunakan untuk kedatangan KA Mutiara Selatan dari Bandung, KA Sarangan dari Madiun, KA Bisnis-Eksekutif apabila di jalur 6 ada kereta api yang berhenti dan juga sebagai jalur berjalan langsung untuk KA Barang, serta jalur 6 (paling timur) digunakan untuk pemberangkatan dan kedatangan KA campuran, ekonomi, dan Eksekutif. Di bagian utara jalur 6 ada jalur yang bercabang menuju Balai Yasa (BY)/bengkel KA Surabaya Gubeng.
Stasiun Surabaya Pasar Turi
Stasiun Surabaya Pasar Turi (kode: SBI, +1 m) adalah stasiun kereta api kelas besar di perbatasan antara Gundih, Bubutan, Surabaya dengan Tembok Dukuh, Bubutan, Surabaya. Dengan letak ketinggiannya tersebut, stasiun ini merupakan stasiun terendah di Daerah Operasi VIII Surabaya. Stasiun ini memiliki 8 jalur dengan jalur 3 sebagai sepur lurus untuk jalur tunggal dan juga jalur ganda arah hulu (ke arah Jakarta) serta jalur 2 sebagai sepur lurus untuk jalur ganda arah hilir (dari arah Jakarta).
Stasiun ini merupakan tempat keberangkatan utama semua kereta api dari Kota Surabaya yang melewati jalur Pantura (Surabaya-Bojonegoro-Cepu-Semarang-Cirebon-Jakarta), sedangkan kereta api jalur selatan maupun timur dari Kota Surabaya diberangkatkan dari Stasiun Surabaya Gubeng.
Nama "Pasar Turi" diperoleh karena dahulu di sekitar stasiun ini terdapat sebuah pasar yang kebanyakan pedagangnya adalah pedagang bunga turi yang biasa dijadikan 'lalapan' sambel pecel. Ke arah timur dari stasiun ini terdapat pusat grosir yang menjual aneka ragam barang. Di bawah pusat grosir inilah, jalur kereta api muncul sebelum melintasi Jalan Dupak.
Jika stasiun-stasiun lainnya di Kota Surabaya dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) dan Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS), stasiun ini dibangun oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), salah satu operator kereta api tertua di Hindia Belanda, pada kisaran 1902-1903 dan dibuka pada bulan Februari 1903. Pada masa itu, dari seluruh stasiun kelas besar A yang ada di Kota Surabaya, stasiun ini adalah stasiun besar untuk NIS.
Sejak Juli 2014, stasiun ini telah menggunakan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri Indonesia (Persero). Mulai September 2014, stasiun ini menjadi titik ujung timur jalur rel ganda Jakarta-Surabaya via jalur utara.
Stasiun Surabaya Wonokromo
Stasiun Wonokromo (WO) adalah sebuah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Jalan Stasiun Wonokromo No. 1, Jagir, Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur dan berada di bawah naungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya. Stasiun yang terletak pada ketinggian +7 m ini berada di bagian selatan Surabaya, dan menjadi gerbang masuknya kereta api dari arah selatan (Malang/Banyuwangi Baru) dan barat daya (Madiun) menuju Surabaya. Stasiun Wonokromo mempunyai 3 lonceng di sekitar ruang PPKA. Bunyi dari lonceng yang paling utara digunakan sebagai tanda KA diberangkatan dari atau ke Stasiun Gubeng, bunyi dari lonceng yang di tengah digunakan sebagai tanda KA diberangkatkan dari atau ke Stasiun Sepanjang, dan bunyi dari lonceng yang paling selatan digunakan sebagai tanda KA diberangkatkan dari atau ke Stasiun Waru. Mulai 1 Agustus 2015, KA ekonomi jarak jauh juga singgah di stasiun ini untuk melayani naik turun penumpang.
Stasiun Wonokromo semula memiliki 7 jalur, yang kemudian berkurang menjadi 5 jalur dan akhirnya berkurang menjadi 4 jalur. Jalur 1 sebagai sepur lurus pertama biasanya digunakan untuk pemberangkatan KA ekonomi ke arah barat daya (Madiun) dan sebagai jalur berjalan langsung untuk KA yang tidak berhenti di Stasiun Wonokromo dari arah utara, jalur 2 (sepur lurus kedua) dan 3 digunakan untuk pemberangkatan KA ke arah selatan (Sidoarjo) dan kedatangan KA dari arah selatan maupun barat daya, serta jalur 4 hanya digunakan sebagai tempat parkir kereta perawatan rel (MTT, PBR, SSP, KSP).
Stasiun Sepanjang
Stasiun Sepanjang (SPJ) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kawasan Sepanjang, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Stasiun ini mempunyai 4 jalur rel kereta api dengan jalur 3 sebagai sepur lurus (sepur utama), namun jalur 1 sudah tidak dipakai lagi. Stasiun yang berada 7 meter di atas permukaan laut ini dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VIII Surabaya.
Stasiun Waru
Stasiun Waru (WR) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kedungrejo, Waru, Sidoarjo. Stasiun yang terletak di ketinggian +5 m ini berada di Daerah Operasi VIII Surabaya. Lokasi stasiun ini cukup strategis berada di jalur utama Surabaya-Sidoarjo dan letaknya pun sangat berdekatan dengan Terminal Utama Surabaya, yaitu Terminal Purabaya/Bungurasih.
Stasiun ini memiliki 4 jalur dengan jalur 1 sebagai sepur lurus dan jalur 2-4 untuk persilangan. Dulu di jalur 3 dan 4 terdapat fasilitas peti kemas. Kereta peti kemas ini memiliki relasi Tanjung Priok-Kalimas-Waru dan hanya beroperasi dua hari sekali. Namun, karena akan dibangun frontage road di sebelah timur stasiun ini untuk memecah kepadatan arus lalu lintas di jalan raya utama Surabaya-Sidoarjo, maka sejak awal tahun 2015 fasilitas tersebut dipindahkan sepenuhnya ke Stasiun Kalimas, Surabaya.
Stasiun Kalimas
Stasiun Kalimas (KLM) merupakan stasiun kereta api yang berada di Perak Utara, Pabean Cantikan, Surabaya. Stasiun yang terletak pada ketinggian +2 m dpl ini berada di Daerah Operasi 8 Surabaya. Nama stasiun ini diambil dari sungai yang terletak 300 m di timur stasiun.
Stasiun Kalimas terletak di dekat Pelabuhan Tanjung Perak, sehingga berfungsi sebagai stasiun bongkar-muat peti kemas. Sebagai akibatnya, Stasiun Kalimas tidak melayani angkutan penumpang.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Surabaya_Kota